Sekolah Islam Nurus Sunnah

Sekolah Islam Nurus Sunnah

 

 

Visi

Sekolah Islam Nurus Sunnah menjadi sekolah yang unggul dalam prestasi dan berakhlaq mulia berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah

Misi

  1. Menyelenggarakan pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
  2. Menyelenggarakan pendidikan yang membangun multi intelegensi dan mengembangkan potensi siswa.

Tujuan

  1. Membentuk anak yang memiliki dasar-dasar iman dan taqwa kepada Allah Ta’ala.
  2. Membangun dasar intelektualitas afeksi dan ketrampilan anak.
  3. Mempersiapkan anak melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi.

Motto

CENdikia TRAmpil BErakhlak muLIA (CENTRA BELIA)

Kurikulum Plus

Aqidah – Akhlak – Al Quran – Hadits – Tarikh – Fiqih – Bahasa Arab – Bahasa Inggris

Pendaftaran

  • Gelombang 1 : 1 April 2012 – 12 Mei 2012
  • Gelombang 1 : 15 Mei 2012 – 23 Juni 2012

Fasilitas

  1. Gedung baru yang kondusif dan religius
  2. Antar jemput
  3. Pondok Pesantren
  4. Radio Komunitas Nurus Sunnah

  • PPD SMP 2012-2013

Tempat Pendaftaran

Kampus Sekolah Islam Nurus Sunnah

Jl. Bulusan Utara Raya Semarang

Telpon 024-70797019

Contact Person : Ustdz. Tomo (024-70230530)     Ustdzh. Wasiah (024-70439790)

 

Kunjungi = http://nurussunnah.org/

Penerimaan siswa baru

Insya Alloh pendaftaran siswa baru KB-TK-SD-SMP Islam Nurus Sunnah bisa langsung datang ke kompleks nurussunnah.

Alamat : Jl Bulusan Utara Raya rt05 / III kelurahan bulusan kecamatan tembalang (belakang puskesmas bulusan)
No telpon : 024 – 70797019 (flexi)

Pendaftaran Sekolah Nurus Sunnah Semarang

10 Nasihat Ibnul Qayyim Untuk Bersabar Agar Tidak Terjerumus Dalam Lembah Maksiat

10 Nasihat Ibnul Qayyim Untuk Bersabar Agar Tidak Terjerumus Dalam Lembah Maksiat

Alih Bahasa: Abu Mushlih Ari Wahyudi

Segala puji bagi Allah Rabb seru sekalian alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi dan Rasul paling mulia. Amma ba’du.

Berikut ini sepuluh nasihat Ibnul Qayyim rahimahullah untuk menggapai kesabaran diri agar tidak terjerumus dalam perbuatan maksiat:

Pertama, hendaknya hamba menyadari betapa buruk, hina dan rendah perbuatan maksiat. Dan hendaknya dia memahami bahwa Allah mengharamkannya serta melarangnya dalam rangka menjaga hamba dari terjerumus dalam perkara-perkara yang keji dan rendah sebagaimana penjagaan seorang ayah yang sangat sayang kepada anaknya demi menjaga anaknya agar tidak terkena sesuatu yang membahayakannya.

Kedua, merasa malu kepada Allah… Karena sesungguhnya apabila seorang hamba menyadari pandangan Allah yang selalu mengawasi dirinya dan menyadari betapa tinggi kedudukan Allah di matanya. Dan apabila dia menyadari bahwa perbuatannya dilihat dan didengar Allah tentu saja dia akan merasa malu apabila dia melakukan hal-hal yang dapat membuat murka Rabbnya… Rasa malu itu akan menyebabkan terbukanya mata hati yang akan membuat Anda bisa melihat seolah-olah Anda sedang berada di hadapan Allah…

Ketiga, senantiasa menjaga nikmat Allah yang dilimpahkan kepadamu dan mengingat-ingat perbuatan baik-Nya kepadamu……

Apabila engkau berlimpah nikmat

maka jagalah, karena maksiat

akan membuat nikmat hilang dan lenyap

Barang siapa yang tidak mau bersyukur dengan nikmat yang diberikan Allah kepadanya maka dia akan disiksa dengan nikmat itu sendiri.

Keempat, merasa takut kepada Allah dan khawatir tertimpa hukuman-Nya

Kelima, mencintai Allah… karena seorang kekasih tentu akan menaati sosok yang dikasihinya… Sesungguhnya maksiat itu muncul diakibatkan oleh lemahnya rasa cinta.

Keenam, menjaga kemuliaan dan kesucian diri serta memelihara kehormatan dan kebaikannya… Sebab perkara-perkara inilah yang akan bisa membuat dirinya merasa mulia dan rela meninggalkan berbagai perbuatan maksiat…

Ketujuh, memiliki kekuatan ilmu tentang betapa buruknya dampak perbuatan maksiat serta jeleknya akibat yang ditimbulkannya dan juga bahaya yang timbul sesudahnya yaitu berupa muramnya wajah, kegelapan hati, sempitnya hati dan gundah gulana yang menyelimuti diri… karena dosa-dosa itu akan membuat hati menjadi mati…

Kedelapan, memupus buaian angan-angan yang tidak berguna. Dan hendaknya setiap insan menyadari bahwa dia tidak akan tinggal selamanya di alam dunia. Dan mestinya dia sadar kalau dirinya hanyalah sebagaimana tamu yang singgah di sana, dia akan segera berpindah darinya. Sehingga tidak ada sesuatu pun yang akan mendorong dirinya untuk semakin menambah berat tanggungan dosanya, karena dosa-dosa itu jelas akan membahayakan dirinya dan sama sekali tidak akan memberikan manfaat apa-apa.

Kesembilan, hendaknya menjauhi sikap berlebihan dalam hal makan, minum dan berpakaian. Karena sesungguhnya besarnya dorongan untuk berbuat maksiat hanyalah muncul dari akibat berlebihan dalam perkara-perkara tadi. Dan di antara sebab terbesar yang menimbulkan bahaya bagi diri seorang hamba adalah… waktu senggang dan lapang yang dia miliki… karena jiwa manusia itu tidak akan pernah mau duduk diam tanpa kegiatan… sehingga apabila dia tidak disibukkan dengan hal-hal yang bermanfaat maka tentulah dia akan disibukkan dengan hal-hal yang berbahaya baginya.

Kesepuluh, sebab terakhir adalah sebab yang merangkum sebab-sebab di atas… yaitu kekokohan pohon keimanan yang tertanam kuat di dalam hati… Maka kesabaran hamba untuk menahan diri dari perbuatan maksiat itu sangat tergantung dengan kekuatan imannya. Setiap kali imannya kokoh maka kesabarannya pun akan kuat… dan apabila imannya melemah maka sabarnya pun melemah… Dan barang siapa yang menyangka bahwa dia akan sanggup meninggalkan berbagai macam penyimpangan dan perbuatan maksiat tanpa dibekali keimanan yang kokoh maka sungguh dia telah keliru.

***

(Diterjemahkan dari artikel berjudul ‘Asyru Nashaa’ih libnil Qayyim li Shabri ‘anil Ma’shiyah, www.ar.islamhouse.com)